Pengalaman Unik Menikmati Kopi Luwak Bang JT

Beberapa kali singgah di kota Cirebon, saya belum sempat mengeksplorasi kuliner kota ini di malam hari. Namun saat lebaran kemarin, saya sempat melewati kota Cirebon dan bermalam di sana, karena perjalanan mudik masih panjang dan tubuh sudah kelelahan. Lalu kami sekeluarga iseng-iseng mencoba menjelajahi kota di malam hari. Dengan modal GPS, kami menyusuri jalan HOS Cokroaminoto yang memiliki banyak tempat kuliner, dan kami makan di Nasi Jamblang Mang Doel. Setelah selesai, semula kami berniat kembali ke hotel, tapi rasanya kok sayang, ya. The night is still young! Itu sebabnya kami memutuskan singgah di Empal Gentong Bang JT yang letaknya cuma selemparan batu. Tapi bukan karena ingin makan empat gentong, melainkan cuma ingin mencari cemilan.



Di dalam kios empal gentong yang sederhana ini ternyata menunya beragam, ada sop bandeng tanpa duri, bandeng panggang, dan berbagai menu bandeng lainnya. Sayang, perut sudah kenyang, jadi kayaknya nggak bakal sanggup makan berat lagi. Yang menarik, di sini juga dijual kopi luwak. Saya langsung memerhatikan nampan berisi biji-biji kopi yang ditaruh di atas meja. Aroma kopi pun menggelitik hidung. Melihat ketertarikan saya pada biji kopi tersebut, si empunya warung, Bang Jerry segera menghampiri dan menawari apakah saya mau minum kopi luwak produksinya sendiri. Wah, sebagai pecinta kopi tentu saja tawaran ini tak saya tolak. Ternyata kopi luwak Bang JT sudah beberapa kali diulas di koran. Hebat!

Kopi langsung diseduh di hadapan pelanggan

Kemudian, Bang Jerry menyeduhkan sendiri  kopi luwak untuk saya. Katanya minum kopi luwak di malam hari nggak bakal membuat kita susah tidur dan aman di perut, tidak membuat nyeri lambung. Memang sih, kenyataannya malam itu saya tetap tidur nyenyak :)  Kata Bang Jerry, biji kopi luwak miliknya didatangkan dari Takengon, Aceh, dan setelah itu diracik sendiri oleh beliau. Kopi racikan ini bisa dinikmati langsung di kedai atau dijual dalam kemasan untuk dinikmati di rumah. Uniknya, beliau menyeduhkan langsung kopi di depan para pelanggan. Menarik! Bikin saya kepingin membeli poci kopi seperti kepunyaan beliau, hehehe...

Sebagai teman minum kopi, saya memesan bubur kacang merah. Entah kenapa kelihatannya menggoda sekali. Dan benar, rasanya asli enak banget! Kayaknya ini pertama kalinya saya ketagihan bubur kacang merah. Manisnya pas, dipadu  rasa gurih santannya. Bang Jerry lalu meminta saya mencoba menyantap bubur ini dengan bubuk kopi luwak. Heh?! Awalnya sempat ragu, tapi ya sudahlah, penasaran juga kayak apa jadinya bubur campur kopi. Eh, ternyata unik banget rasanya, malah kayak makan cokelat.

Bubur kacang merah dan bubuk kopi luwak



Tak jauh beda dengan saya, suami ikut memesan es kacang merah. Bahan dasarnya sama kayak bubur kacang merah, hanya ditambah es serut dan taburan kacang tanah sangrai. Rasanya tidak kalah lezat.  Kembali Bang Jerry meminta untuk menikmati es ini dengan sesendok biji kopi luwak. Lebih aneh lagi, kan? Tapi ya sudah, nurut saja. Mumpung nggak di-charge lebih hehehe...  Ternyata paduan rasanya mengejutkan, in  a good way. Lagi-lagi, biji kopinya jadi terasa mirip cokelat. Rasa getirnya malah memberikan sensasi tersendiri pada rasa es yang manis gurih ini.

Es kacang merah dengan taburan biji kopi luwak

Malam itu, persinggahan di warung Bang JT ini meninggalkan kesan mendalam bagi kami. Rasa kopi Bang JT bahkan menetap di lidah sampai pagi. Nggak lebay, lho! Bahkan sampai sekarang pun saya masih teringat rasanya. Rasa getir kopi yang anehnya membuat bubur dan es kacang merah jadi lebih nikmat. Benar-benar pengalaman tak terlupakan.[]












Comments